Kamis, 06 Februari 2014

Falling In Love With A Demon



Title : Falling In Love With A Demon
Author : Kim Ji Hyun
Main Cast : Byun Baek Hyun-Shin Hwa Young-Oh Sehun-Choi Hyun Jee
Main Pairing : BaekYoung VS HunYoung
Slight Pairing : BaekJee(?)
Rating : PG15 (KS)
Genre           : Up To Readers (author ga tau genre apa yang matching)
Length : Chaptered (maybe
Disclaimer : GOD
Copyright : Kim Ji Hyun™

SEMUA PROPERTI DARI FF INI MURNI KELUAR DARI PEMIKIRAN SAYA. APABILA ADA KESAMAAN CERITA ATAU PROPERTI LAIN, ITU MURNI KEBETULAN SEMATA NAMUN WAJIB DIPERTANYAKAN(?). DILARANG KERAS MENGCOPY-PASTE DENGAN TUJUAN MEREPOST DENGAN MENGGANTI JUDUL/NAMA AUTHOR DARI FF INI (NO COPAS FOR PLAGIARISM!!!)

Bwehehe… annyeong readers-nim…
Perkenalkan, saya adalah seorang author FF yang baru memulai debut saya sebagai author dari FF ini~
Berhubung ini masih percobaan, author minta jangan BASHING ya, kalau menurut kalian FF ini sangat ABAL_ABAL *brrrr -____-
Tapi kalau ada yang suka, author ngucapin beriburibu makasih deh… makanya yang suka comment yaw?
Okke, silakan dibaca…… Kamsa Hamnida~

>>>Check It Out<<<

Summary :


Dia seorang yeoja yang sangat tomboi…


Tapi di lain sisi, dia bahkan sangat rapuh…
Bahkan lebih lapuk dari kayu usang…


Tapi itulah yang membuatku menyukainya…
Dia  cantik… dimataku
Dia berbeda dari kebanyakan yeoja…

Tuhan… apakah aku ditakdirkan untuknya?

~Chapter01~

-Author POV-

“annyeonghasimnika…” seorang namja tengah memperkenalkan diri di depan kelas saat mata pelajaran pertama itu dimulai. Dia datang bersama Lee-sonsaeng, wali kelas Hwa Young. “jeoneun Byun Baek Hyun imnida. Aku baru pindah 3 hari lalu dari Jepang. Dan karena aku masih baru, jadi mohon bantuan kalian semua. Kamsa hamnida”

“ne, Baek Hyun-shii. Silakan ambil tempat duduk di belakang siswi yang berambut pendek itu” Lee-sonsaeng meminta Baek Hyun duduk tepat di belakang Hwa Young­. “ne, sonsaeng-nim”

Sekarang semua mata mulai mengarah ke pergerakan Baek Hyun. Tak terkecuali Choi Hyun Jee, yeoja paling centil dan paling sadis di sekolah. Tak hanya itu, dia juga pandai menutupi kesalahannya di hadapan para guru. Selain itu, dia adalah siswi terkaya di SMU ini. Jadi, bisa dibilang kekuasaannya sangat besar di sekolah ini.

Memang semua mata memandang. Kecuali sepasang manik coklat terang milik Hwa Young. Yeoja dingin yang dikenal tomboi di areal sekolah. Meski penampilannya terkesan nakal dan sedikit aneh untuk seorang yeoja, tapi siapa yang sangka kalau dia adalah pemegang peringkat pertama ranking parallel sejak kelas 1. Dia tidak punya teman karena sikap dinginnya. Makanya dia lebih sering ke perpustakaan.

“hai” Baek Hyun yang melintas menyempatkan diri menyapa Hwa Young. Sementara yeoja itu hanya mendongakkan kepala sambil memasang muka datar dan kembali membaca bukunya. Menjawab “ne” saja dia tidak melakukannya.

‘sombong sekali’ Pikir Baek Hyun.

“baiklah, anak-anak. Sekarang kita mulai pelajarannya. Silakan buka buku kalian pada halaman 83”ucap sonsaeng-nim seraya melangkah ke kursinya. Sementara itu, Baek Hyun sedikit ‘bising’ dengan kebingungannya akan kotak pensilnya yang tertinggal. Hwa Young yang risihpun akhirnya menoleh.

“bisa tenang sedikit tidak? Semua sedang konsentrasi di sini” Hwa Young tetap pada wajah datar nan dingin miliknya itu. “ah, cwesonghamnida… ini, kotak pensilku ketinggalan. Aku bingung harus pinjam siapa. Aku belum kenal siapapun”

“ini” Hwa Young menyodorkan sebuah bolpoin gel dengan chasing warna hijau muda dan tipe-x nya. “eh, lalu kau?” Hwa Young menghela nafas “kalau tidak mau ya sudah. Kau ini ribet sekali” kemudian menarik tangannya kembali.

“eh, tunggu… bisakah aku meminjam itu?”

Hwa Young memberikan kedua benda itu pada Baek Hyun. “kamsa hamnida… err… boleh kutahu, siapa namamu?”

“Shin Hwa Young” jawabnya singkat lalu kembali ke pelajarannya.

Tak selang 5 menit sejak Cho-sonsaeng(guru jam pelajaran ke-5) keluar, bangku Baek Hyun sudah dipenuhi oleh para yeoja yang sejak tadi memperhatikannya. Sementara itu, Hwa Young yang bangkunya sudah diinvasi oleh yeoja-yeoja bodoh yang centil memilih untuk mengalah dan pergi ke perpustakaan.

“ah, mau kemana Hwa Young-shii?” cegat Baek Hyun saat Hwa Young beranjak. “ke perpustakaan, waeyo?” tentu saja para yeoja di sekitar Baek Hyun langsung ngeri dengan nada bicara dingin nan cuek Hwa Young. “hei, Hwa Young-ah! Jaga bicaramu! Jangan sekasar itu dengan anak baru!”hardik Hyun Jee tiba-tiba.

“kau marah? Lalu mau apa?” Hwa Young yang terkesan dingin dan jarang berbicara itu ternyata punya lidah yang tajam juga. Mendadak Hyun Jee menatapnya tajam “hei, sudahlah. Kalian mau bertengkar hanya karena hal itu?” kini Baek Hyun sendiri yang menengahi.

“tapi dia bicara kasar padamu, Baek Hyun-shii…” Hyun Jee membela diri. “aku tidak apa-apa Hyo Min-shii. Aku tidak akan mati hanya karena diajak bicara dengan nada seperti itu” kini justru Hyun Jee yang merasa terpojok.

Baek Hyun menoleh ke Hwa Young“Hwa Young-shii, aku…”

“kalau ada urusan, aku ada di perpustakaan sekolah lantai 4, Baek Hyun-shii” potong Hwa Young tanpa menoleh yang entah sejak kapan sudah berada di pintu kelas.

“n…ne”

“ah, Baek Hyun-shii… mau ke kantin bersamaku?” ucap seorang yeoja yang berusaha mendinginkan atmosfir di sekeliling mereka.

“hei, tidak bisa! Hanya aku yang boleh mengajak Baek Hyun ke kantin!” sahutan itu malah membuat suasana semakin ricuh.

“andwae! Kau tidak boleh!”

“aku!”

‘astaga… yeoja-yeoja ini…’ Batin Baek Hyun. Dengan perlahan, dia berlari pelan menjauh dari kelas yang ribut itu. Hingga sampai dirasa cukup jauh, baru di berlari sekuat tenaga.

“hei, mana Baek Hyun?” mereka bertanya-tanya satu sama lain. Bingung akan hilangnya Baek Hyun yang tiba-tiba tanpa mereka sadari.

Di lain tempat~

“ah, sial. Ternyata yeoja-yeoja itu ganas(?) juga” gumam Baek Hyun di balkon atap sekolah.

“kau dikejar mereka?” sebuah suara mengagetkan Baek Hyun.

“ah, Hwa Young-shii… sedang apa di sini? Bukankah tadi kau di perpustakaan?”

“ani, aku kemari karena perpustakaannya ditutup”

“oh, begitu ya”

“kenapa kau bisa kemari?” tanya Hwa Young sambil melangkah ke arah Baek Hyun.

“itu… yeoja-yeoja di kelas benar-benar menakutkan”

“kau itu lemah atau ppabo, sih?”

“mwo?” Baek Hyun mengernyitkan dahinya bingung.

“baru dengan yeoja seperti mereka saja sudah takut (sigh)”

“bb…bukan begitu”

“ani… hanya bercanda. Kau terlalu lembut untuk menerima kosa kata kasarku”

“waeyo? Kosa kata kasar?”

“mollayo. Aku juga tidak tahu kenapa aku jadi begini. Yang jelas ini terjadi sejak eommaku meninggal dan aku hanya tinggal dengan appaku. Itupun tidak setiap hari. Appa lebih sering ke luar kota atau bahkan pindah kerja ke luar negeri demi jabatan Direktur Cabangnya di YBK group” tanpa sadar, air mata mulai menggenang di pelupuk mata Hwa Young. Kenangan tentang eommanya membuat matanya terasa panas.

“Hwa Young-shii… ng… kau…” Baek Hyun menjulurkan tangannya hendak mengusap air mata Hwa Young yang sejak tadi menatap nanar ke depan.

Hwa Young menampik jemari lentik itu“jangan pedulikan aku dan lupakan kejadian saat kau melihatku menangis” Hwa Young segera megusap kasar air matanya dan berlari pergi.

“jadi ini bukan dirimu yang sebenarnya, Hwa Young-shii…” gumam Baek Hyun begitu sosok Hwa Young menghilang.

Setelah 1 jam penuh istirahat, bel masuk kembali berbunyi. Baek Hyun yang kembali langsung disambut meriah oleh para yeoja di kelas itu. Tentu saja, kecuali Hwa Young. Dia hanya melamun sambil menatap keluar jendela di sebelah kirinya yang sedang memperlihatkan cerahnya langit musim semi. Dia tak habis pikir. Kenapa bisa keceplosan seperti itu pada Baek Hyun.

Baek Hyun yang duduk di belakangnya pun tidak berani menegur, apalagi mengembalikan alat tulis Hwa Young. Mereka hanya terdiam dan atmosfir ini hanya ditangkap oleh mereka berdua. Karena yang lain menganggap Hwa Young bersikap seperti biasa.


#***~>>FILWAD<<~***#
To be Continued