Title : Falling In Love With A Demon
Author : Kim Ji Hyun
Main Cast : Byun Baek Hyun-Shin Hwa Young-Oh Sehun-Choi Hyun Jee
Main Pairing : BaekYoung VS HunYoung
Slight Pairing : BaekJee(?)
Rating : PG15 (KS)
Genre : Up To
Readers (author ga tau genre apa yang matching)
Length : Chaptered (maybe
Disclaimer : GOD
Copyright : Kim Ji Hyun™
SEMUA PROPERTI DARI FF INI MURNI KELUAR
DARI PEMIKIRAN SAYA. APABILA ADA KESAMAAN CERITA ATAU PROPERTI LAIN, ITU MURNI
KEBETULAN SEMATA NAMUN WAJIB DIPERTANYAKAN(?). DILARANG KERAS MENGCOPY-PASTE
DENGAN TUJUAN MEREPOST DENGAN MENGGANTI JUDUL/NAMA AUTHOR DARI FF INI (NO COPAS FOR PLAGIARISM!!!)
Bwehehe… annyeong readers-nim…
Perkenalkan, saya adalah seorang author FF yang baru memulai
debut saya sebagai author dari FF ini~
Berhubung ini masih percobaan, author minta jangan BASHING ya,
kalau menurut kalian FF ini sangat ABAL_ABAL *brrrr -____-
Tapi kalau ada yang suka, author ngucapin beriburibu makasih
deh… makanya yang suka comment yaw?
Okke, silakan dibaca…… Kamsa Hamnida~
>>>Check It Out<<<
Summary :
Dia seorang yeoja yang sangat tomboi…
Tapi di lain sisi, dia bahkan sangat rapuh…
Bahkan lebih lapuk dari kayu usang…
Tapi itulah yang membuatku menyukainya…
Dia cantik… dimataku
Dia berbeda dari kebanyakan yeoja…
Tuhan… apakah aku ditakdirkan untuknya?
~Chapter01~
-Author
POV-
“annyeonghasimnika…”
seorang namja tengah memperkenalkan diri di depan kelas saat mata pelajaran
pertama itu dimulai. Dia datang bersama Lee-sonsaeng, wali kelas Hwa Young.
“jeoneun Byun Baek Hyun imnida. Aku baru pindah 3 hari lalu dari Jepang. Dan
karena aku masih baru, jadi mohon bantuan kalian semua. Kamsa hamnida”
“ne,
Baek Hyun-shii. Silakan ambil tempat duduk di belakang siswi yang berambut
pendek itu” Lee-sonsaeng meminta Baek Hyun duduk tepat di belakang Hwa Young.
“ne, sonsaeng-nim”
Sekarang
semua mata mulai mengarah ke pergerakan Baek Hyun. Tak terkecuali Choi Hyun Jee,
yeoja paling centil dan paling sadis di sekolah. Tak hanya itu, dia juga pandai
menutupi kesalahannya di hadapan para guru. Selain itu, dia adalah siswi
terkaya di SMU ini. Jadi, bisa dibilang kekuasaannya sangat besar di sekolah
ini.
Memang
semua mata memandang. Kecuali sepasang manik coklat terang milik Hwa Young.
Yeoja dingin yang dikenal tomboi di areal sekolah. Meski penampilannya terkesan
nakal dan sedikit aneh untuk seorang yeoja, tapi siapa yang sangka kalau dia
adalah pemegang peringkat pertama ranking parallel sejak kelas 1. Dia tidak
punya teman karena sikap dinginnya. Makanya dia lebih sering ke perpustakaan.
“hai”
Baek Hyun yang melintas menyempatkan diri menyapa Hwa Young. Sementara yeoja
itu hanya mendongakkan kepala sambil memasang muka datar dan kembali membaca
bukunya. Menjawab “ne” saja dia tidak melakukannya.
‘sombong
sekali’ Pikir Baek Hyun.
“baiklah,
anak-anak. Sekarang kita mulai pelajarannya. Silakan buka buku kalian pada
halaman 83”ucap sonsaeng-nim seraya melangkah ke kursinya. Sementara itu, Baek
Hyun sedikit ‘bising’ dengan kebingungannya akan kotak pensilnya yang
tertinggal. Hwa Young yang risihpun akhirnya menoleh.
“bisa
tenang sedikit tidak? Semua sedang konsentrasi di sini” Hwa Young tetap pada
wajah datar nan dingin miliknya itu. “ah, cwesonghamnida… ini, kotak pensilku
ketinggalan. Aku bingung harus pinjam siapa. Aku belum kenal siapapun”
“ini”
Hwa Young menyodorkan sebuah bolpoin gel dengan chasing warna hijau muda dan
tipe-x nya. “eh, lalu kau?” Hwa Young menghela nafas “kalau tidak mau ya sudah.
Kau ini ribet sekali” kemudian menarik tangannya kembali.
“eh,
tunggu… bisakah aku meminjam itu?”
Hwa
Young memberikan kedua benda itu pada Baek Hyun. “kamsa hamnida… err… boleh
kutahu, siapa namamu?”
“Shin
Hwa Young” jawabnya singkat lalu kembali ke pelajarannya.
Tak
selang 5 menit sejak Cho-sonsaeng(guru jam pelajaran ke-5) keluar, bangku Baek
Hyun sudah dipenuhi oleh para yeoja yang sejak tadi memperhatikannya. Sementara
itu, Hwa Young yang bangkunya sudah diinvasi oleh yeoja-yeoja bodoh yang centil
memilih untuk mengalah dan pergi ke perpustakaan.
“ah,
mau kemana Hwa Young-shii?” cegat Baek Hyun saat Hwa Young beranjak. “ke
perpustakaan, waeyo?” tentu saja para yeoja di sekitar Baek Hyun langsung ngeri
dengan nada bicara dingin nan cuek Hwa Young. “hei, Hwa Young-ah! Jaga
bicaramu! Jangan sekasar itu dengan anak baru!”hardik Hyun Jee tiba-tiba.
“kau
marah? Lalu mau apa?” Hwa Young yang terkesan dingin dan jarang berbicara itu
ternyata punya lidah yang tajam juga. Mendadak Hyun Jee menatapnya tajam “hei,
sudahlah. Kalian mau bertengkar hanya karena hal itu?” kini Baek Hyun sendiri
yang menengahi.
“tapi
dia bicara kasar padamu, Baek Hyun-shii…” Hyun Jee membela diri. “aku tidak
apa-apa Hyo Min-shii. Aku tidak akan mati hanya karena diajak bicara dengan
nada seperti itu” kini justru Hyun Jee yang merasa terpojok.
Baek
Hyun menoleh ke Hwa Young“Hwa Young-shii, aku…”
“kalau
ada urusan, aku ada di perpustakaan sekolah lantai 4, Baek Hyun-shii” potong
Hwa Young tanpa menoleh yang entah sejak kapan sudah berada di pintu kelas.
“n…ne”
“ah,
Baek Hyun-shii… mau ke kantin bersamaku?” ucap seorang yeoja yang berusaha
mendinginkan atmosfir di sekeliling mereka.
“hei,
tidak bisa! Hanya aku yang boleh mengajak Baek Hyun ke kantin!” sahutan itu
malah membuat suasana semakin ricuh.
“andwae!
Kau tidak boleh!”
“aku!”
‘astaga…
yeoja-yeoja ini…’ Batin Baek Hyun. Dengan perlahan, dia berlari pelan menjauh
dari kelas yang ribut itu. Hingga sampai dirasa cukup jauh, baru di berlari
sekuat tenaga.
“hei,
mana Baek Hyun?” mereka bertanya-tanya satu sama lain. Bingung akan hilangnya
Baek Hyun yang tiba-tiba tanpa mereka sadari.
Di lain tempat~
“ah,
sial. Ternyata yeoja-yeoja itu ganas(?) juga” gumam Baek Hyun di balkon atap
sekolah.
“kau
dikejar mereka?” sebuah suara mengagetkan Baek Hyun.
“ah,
Hwa Young-shii… sedang apa di sini? Bukankah tadi kau di perpustakaan?”
“ani,
aku kemari karena perpustakaannya ditutup”
“oh,
begitu ya”
“kenapa
kau bisa kemari?” tanya Hwa Young sambil melangkah ke arah Baek Hyun.
“itu…
yeoja-yeoja di kelas benar-benar menakutkan”
“kau
itu lemah atau ppabo, sih?”
“mwo?”
Baek Hyun mengernyitkan dahinya bingung.
“baru
dengan yeoja seperti mereka saja sudah takut (sigh)”
“bb…bukan
begitu”
“ani…
hanya bercanda. Kau terlalu lembut untuk menerima kosa kata kasarku”
“waeyo?
Kosa kata kasar?”
“mollayo.
Aku juga tidak tahu kenapa aku jadi begini. Yang jelas ini terjadi sejak
eommaku meninggal dan aku hanya tinggal dengan appaku. Itupun tidak setiap
hari. Appa lebih sering ke luar kota atau bahkan pindah kerja ke luar negeri
demi jabatan Direktur Cabangnya di YBK group” tanpa sadar, air mata mulai
menggenang di pelupuk mata Hwa Young. Kenangan tentang eommanya membuat matanya
terasa panas.
“Hwa
Young-shii… ng… kau…” Baek Hyun menjulurkan tangannya hendak mengusap air mata
Hwa Young yang sejak tadi menatap nanar ke depan.
Hwa
Young menampik jemari lentik itu“jangan pedulikan aku dan lupakan kejadian saat
kau melihatku menangis” Hwa Young segera megusap kasar air matanya dan berlari
pergi.
“jadi
ini bukan dirimu yang sebenarnya, Hwa Young-shii…” gumam Baek Hyun begitu sosok
Hwa Young menghilang.
Setelah
1 jam penuh istirahat, bel masuk kembali berbunyi. Baek Hyun yang kembali
langsung disambut meriah oleh para yeoja di kelas itu. Tentu saja, kecuali Hwa
Young. Dia hanya melamun sambil menatap keluar jendela di sebelah kirinya yang
sedang memperlihatkan cerahnya langit musim semi. Dia tak habis pikir. Kenapa
bisa keceplosan seperti itu pada Baek Hyun.
Baek
Hyun yang duduk di belakangnya pun tidak berani menegur, apalagi mengembalikan
alat tulis Hwa Young. Mereka hanya terdiam dan atmosfir ini hanya ditangkap
oleh mereka berdua. Karena yang lain menganggap Hwa Young bersikap seperti
biasa.
#***~>>FILWAD<<~***#
To be Continued